Mengawali tahun 2019, dari 82 kota di Indonesia, hanya 2 kota yang
mengalami deflasi, salah satunya adalah Kota Kendari. Hasil pengamatan
harga pada Desember 2018, dilaporkan Kota Kendari mengalami deflasi
sebesar 0,09 persen. Meskipun deflasi, angkutan udara memberikan andil
inflasi terbesar sehingga Kota Kendari tidak menjadi kota yang mengalami
deflasi terdalam. "Harga tiket angkutan, terutama pesawat mengalami
kenaikan yang tinggi karena Hari Natal dan cuti bersama yang dimanfaatkan
untuk bepergian bagi sebagian orang" pungkas Moh. Edy Mahmud, Kepala
BPS Provinsi Sulawesi Tenggara pada saat paparan release Berita Resmi
Statistik hari ini (2/1). Sementara itu di kota Baubau justru mengalami
Inflasi sebesar 1,61 persen.
Perkembangan neraca perdagangan Sulawesi Tenggara pada November 2018
tercatat mengalami surplus sebesar US$38, 23 Juta. Itu artinya ekspor
Sulawesi Tenggara lebih tinggi dibandingkan impor yang dilakukan.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel pada November 2018 kembali naik
menjadi 65,58 persen. Diharapkan TPK bulan Desember 2018 juga akan
mengalami kenaikan. Mengutip Kepala BPS Provinsi Sulawesi Tenggara,
naiknya TPK bisa digunakan sebagai salah satu indikator naiknya
perekonomian.
Berbeda dengan TPK, Nilai Tukar Petani Sulawesi
Tenggara pada Desember 2018 justru mengalami penurunan hingga sebesar
94,93. Nilai dibawah 100 dapat diartikan bahwa harga yang dikeluarkan
oleh petani lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang diterima. Dari NTP
juga di bisa dilihat angka inflasi perdesaan. Tercatat inflasi
perdesaan pada bulan Desember 2018, sebesar 0,29 persen.